Mondis Sakit Gigi

Posting Komentar
"Bunda, Tupis mau main ke rumah Mondis ya.” Teriak Tupis, si tupai yang periang.
"Boleh, tapi nanti kalau dengar adzan dhuhur pulang ya, waktunya sholat dan makan siang". Jawab Bunda Tupis sembari tersenyum simpul. Tupis segera beranjak dan melompat-lompat kecil dari dahan ke dahan menuju rumah mondis, si monyet sahabatnya. Sesampai di rumah Mondis, rumah pohon yang yang hangat dan nyaman, Tupis mengetuk pintu dan mengucap salam. Bunda Mondis bergegas membukakan pintu.
"Eh, nak Tupis, monggo pinarak, masuk sini nak." Bunda Mondis terlihat sangat senang dengan kehadiran Tupis.
"Tupis, kebetulan sekali, dari tadi Mondis menangis dan marah-marah. Dia belum mau makan, bahkan pisang goreng coklat keju kesukaannya saja dibiarkan dingin, tidak dilirik sama sekali. Siapa tahu nak Tupis bisa membujuk Mondis." Nampak sekali Bunda Mondis sudah sebal mendengar tangisan dan rengekan Mondis, bahkan sudah kehabisan akal untuk menenangkannya.
"Memangnya kenapa Bude?" tanya Tupis dengan antusias.
"Lihat saja ke dalam kamar sana, nanti juga tahu sendiri jawabannya." jawab Bunda Mondis pada Tupis. Tupis pun segera berlari ke kamar Mondis. Di dalam kamar yang dihiasi dedaunan, Mondis meringkuk di atas kasur jerami dengan tangannya memegang pipi. Rintihannnya tak kunjung usai. Mengaduh dengan suara serak. Matanya bengkak dan merah, karena menangis lama sekali.
Melihat Tupis, Mondis justru menangis semakin keras dan menjadi-jadi. Persahabatan Tupis dan Mondis memang sangat erat, terkenal di seluruh negeri Fauna. Jadi wajar jika Mondis bertingkah manja pada Tupis yang sangat keibuan.
"Tupis, gigiku sakit sekali, huhuhuhu." Tupis justru tertawa saat tahu alasan Mondis menangis dan tidak mau makan.
"Jadi kamu sakit gigi? Jangan-jangan kamu tidak pernah gosok gigi?"
"Aku tidak suka gosok gigi, dan sekarang gigiku bolong-bolong." jawab Mondis sambil mengaduh.
"Bukannya aku sudah pernah bilang padamu, kalau tidak mau gosok gigi bisa sakit gigi. Kuman-kuman akan sangat senang karena makanan yang tertinggal di gigi kita menjadi makanan lezat untuk mereka. Lama-lama gigi jadi berlubang dan habis. Malah harus dicabut. Itu mengerikan sekali. Bu guru juga sudah berkali-kali menyampaikan itu." Tupis menasehati Mondis dengan ekspresi galak.
Tupis memarahi Mondis tanpa jeda. Mondis semakin ketakutan. Tangisnya semakin pecah. Namun akhirnya Tupis bisa membujuk Mondis untuk berkumur dengan air garam untuk meredakan rasa sakitnya. Setelah agak mereda, Tupis menemani Mondis ke dokter gigi. Sejak saat itu Mondis berjanji pada dirinya sendiri akan rajin menggosok gigi, sebelum tidur dan setelah makan, agar kuman-kuman jahat tidak menggerogoti giginya.


#KelasMenulisCeritaAnak
#KelasMCA
Naila Zulfa
Seorang istri dan ibu pembelajar serta Praktisi HR yang suka dunia literasi. Selamat datang di Dunia Naila, semoga apa yang dibaca bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar